
Ambon – Kasus gizi buruk yang terjadi dalam waktu 6 bulan terakhir di Kota Ambon, menjadi perhatian serius dari pemerintah kota untuk melakukan penanganan dan pencegahan.
Penjabat Walikota Ambon Bodewin M. Wattimena mengatakan, upaya yang dilakukan dengan cara meningkatkan pola hidup bagi masyarakat Kota Ambon.
“Kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Ambon ini akan menjadi perhatian serius dari Pemkot untuk segera menyelesaikan,” kata Bodewin, Jumat (22/7/2022).
Menurutnya, bukan saja gizi buruk yang akan diselesaikan, melainkan juga kasus stunting. Hanya saja, itu menjadi tantangan bagi pemerintah kota saat ini.
“Kenapa ? karena kita akui bahwa meningkatnya jumlah termasuk dengan penduduk miskin di Kota Ambon karena sebagai akibat dari dampak Covid-19. Ya, banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan dan sebagainya yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk soal konsumsi makanan bergizi dan karena itu lewat instansi terkait dan tim penggerak PKK Kota Ambon kita sudah mulai jalan,” paparnya.
Ditegaskan, dalam waktu dekat Pemkot Ambon akan mencanangkan sejumlah program guna menyelesaikan persoalan gizi buruk dan stunting tersebut.
“Menjelang HUT Kota Ambon, kita canangkan program pencegahan stunting dan gizi buruk sehingga diharapkan bisa tertangani dengan baik,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, penyebaran Covid-19 di Indonesia khususnya Kota Ambon, membuat kondisi perekonomian masyarakat terpuruk.
Hal itu berdampak pada meningkatnya kasus gizi buruk di Kota Ambon. Apalagi, dalam kurun waktu dua tahun terakhir penanganan kasus gizi buruk di Puskesmas yang ada di Kota Ambon tidak maksimal.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Ambon, Yusda Tuharea mengatakan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir kasus gizi buruk di Kota Ambon mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Kasus gizi buruk di Kota Ambon di tahun 2020 kita temukan 6 kasus. Kemudian di tahun 2021, naik menjadi 47 kasus. Dan di semester pertama tahun 2022 ini naik menjadi 77 kasus,” kata Yusda. (dm2)