Ambon – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. (HC) H. Zulkifli Hasan, SE., M.M mengunjungi Pasar Mardika kota , Minggu (18/6/2023). Pj Wali Kota Ambon Bodewin M.Watimena dan Kepala Deperindag Provinsi,Sekertaris Kota Ambon( Sekot ), Sekertaris Daerah Provinsi Maluku (Sekda) ikut mendampingi mendag memantau harga bahan Pokok.
Mendag menyampaikan, berdasarkan hasil kunjungan, disini harga kebutuhan bahan pokok, cenderung lebih stabil jika dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia.
Demikian disampaikan Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, kepada Wartawan, disela-sela peninjauan harga bahan pokok di pasar Mardika Ambon, pada Minggu (18/6) pagi tadi.
Diketahui, peninjauan Menteri yang didampingi Pj. Walikota Ambon, Bodewin Wattimena itu, dalam rangka memastikan kestabilan harga dan juga kecukupan kebutuhan pokok jelang perayaan Idul Adha.
“Kebutuhan pokok di Kota Ambon jelang Idul Adha, masih terpantau melimpah sehingga harganyapun masih stabil, jika dibandingkan bulan lalu,”.
Dia juga menyebut, beberapa harga kebutuhan pokok seperti beras medium, Rp.13.000/kg, beras premium Rp.15.000/kg, beras medium Bulog Rp.13.000/kg, gula pasir Rp.15.000/kg, MINYAK KITA, Rp.14.000/liter, minyak goreng kemasan premium Rp.18.000/liter, daging sapi Rp.120.000/kg, daging ayam ras Rp.35.000/kg, serta tepung terigu Rp.13.000/kg. Sedangkan komoditas yang harganya terpantau turun, yaitu telur ayam ras, menjadi Rp33.600/kg dan bawang merah menjadi Rp40.000/kg.
“Namun, ada komoditas yang saat ini harganya naik, seperti cabai rawit merah keriting, itu Rp. 60.000/kg, cabai rawit merah Rp. 45.000/kg, serta bawang putih honan Rp. 45.000/kg. Kalau di Pulau Jawa, justru cabai rawitnya lebih mahal, cabai keriting lebih murah. Kalau di sini, justru kebalik,”katanya.
Untuk itu, demi menjaga stabilitas harga bahan pokok, maka perlu dijaga pasokannya oleh Distributor.
“Kalau barangnya banyak, harganya pasti turun. Kalau barangnya tidak ada, harganya pasti naik.
Sementara itu Pj. Walikota Ambon, Bodewin Wattimena meminta, agar pedagang tidak selalu membebani pembeli dengan menaikan harga yang berlebihan.
“Kita semua ini saling berkaitan, artinya pedagang tidak bisa berkembang tanpa pembeli, oleh karena itu, kita juga jaga kestabilan harga, supaya pembeli juga dapat mendapatkan kebutuhan mereka dengan tidak menjerit karena harganya.
Minimal harga bisa dijangkau. Jadi mekanisme pasar tetap berjalan, tetapi tidak memberatkan pembeli. Karena jika itu terjadi, maka dampaknya pada kenaikan inflasi,”jelasnya
Terkait dengan harga, seperti yang sudah disampaikan Menteri, bahwa dibandingkan dengan Pulau Jawa, Sumatra dan lainnya, di Kota Ambon, harga cenderung lebih stabil kalau soal harga.
Dan untuk menghindari pedagang yang suka main harga, setiap hari, smqbung Wattimena, pihaknya melalui TPID Pemerintah Kota Ambon terus melakukan pemantauan, sehingga jika kecendrungan terjadi kenaikan, maka distributornya akan dipanggil.
“Dan kami sudah ke Distributor untuk memastikan stok kebutuhan pokok di Ambon cukup, kemudian soal kestabilan harga, Pemkot juga rutin melakukan operasi pasar, kami juga melakukan subsidi terhadap distributor dan petani, dan itu dilakukan setiap saat.
Misalkan telur yang per raknya 60 ribu, itu disubsidi, sehingga harga jualnya 50 ribu, upaya lain, adalah kita bekerjasama dengan Malteng, untuk mensuplay sayuran dan cabai dari Maluku Tengah,”jelasnya. (dm-03)