Ambon – Kabupaten Maluku Tengah memiliki aneka potensi wisatanya. Mulai dari wisata bahari, pantai dengan pasir putih yang indah hingga wisata sejarah dan budaya.

Aneka potensi wisata itu mampu menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Kabupaten Malteng yang terus meningkat terutama pasca Covid-19.

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Malteng mencatat kunjungan wisatawan pasca pandemi mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu mencapai 55.427 wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malteng, Jacob Wattimena mengatakan,  pada 2020 kunjungan wisatawan berjumlah 19.524 orang. Sedangkan di 2021 berjumlah 52.286 wisatawan.

“Dan di tahun 2022 kunjungan meningkat menjadi 55.427 wistawan. Diantaranya wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 1.067 orang dengan asal Negara Inggris, Belanda, Australia dan sisanya wisatawan domestik sebanyak 5.436 orang,” ujar Jacob Wattimena Rabu, (18/1/2023).

Ia menjelaskan, Disparpora Malteng menargetkan di 2023 kunjungan wisatawan bisa naik menjadi 60 ribu hingg 65 ribu orang. Angka ini bisa dicapai jika tidak ada ganguan bencana alam, gangguan bencana non alam serta gangguan keamanan.

Diharapkan situasi keamanan kondusif, dan tidak ada gangguan bencana lainnya. Karena kunjungan wisatawan dapat menggenjot ekonomi masyarakat Malteng terutama daerah wisata.

“Wisatawan berkunjung hampir ke seluruh Malteng. Namun terbagi ada ke Pulau Banda, Pulau Tujuh, Pantai Ora Kecamatan Seram Utara Barat, kemudian Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu, Desa Wisata Negeri Hila Kecamatan Leihitu, Saparua dan daerah lainya di Malteng,” ungkap Wattimena.

Wattimena mengatakan, dari tempat-tempat wisata itu yang terbanyak dikunjungi wisatawan adalah Pulau Banda. Kini pemerintah lagi fokus mengembangkan kawasan Pulau Banda sebagai distinasi prioritas andalan di Provinsi Maluku.

Namun sayangnya, objek-objek wisata ini tidak ditarik retribusi dan pajak oleh Pemkab Malteng. Karena kebanyakan dikelola oleh desa dan perorangan. Kondisi ini sudah berlangsung lama.

Dinas Pariwisata Pemkab Malteng hanya menarik retribusi di Pantai Natsepa dan Pantai Koako. Pada 2021, hasil retribusi dari dua lokasi itu sebesar Rp 177 juta, sedangkan 2022 naik menjadi Rp 344 juta.

“Kedepan ada penambahan retribusi yang diatur dengan regulasinya. Kita lakukan MoU dengan pengelola tempat wisata di desa atau perorangan untuk peningkatan PAD dari sektor pariwisata dilokasi wisata, pajak hotel, restoran dan lainnya,”ungkap Wattimena.

Menurut Wattimena, Penjabat Bupati Malteng Dr Muhammat Marasabessy SP. ST. M. Tech, terus mendorong pengembangan sektor pariwisata di Malteng.

Wattimena mengatakan, Penjabat Bupati berharap dukungan dan keterlibatan semua stakeholder pembangunan di daerah untuk berkolaborasi mendorong pengembangan sektor pariwisata. (dm1)

Bagikan: