Ambon – Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (Kamis, 10/12/2020) berkesempatan mengadakan kegiatan webinar tentang budidaya laut.
Tema kegiatan yang diambil dalam kegiatan webinar kali ini adalah “Masa Depan Cerah Budidaya Ikan Hias Laut”. Budidaya ikan hias laut menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas.
Jenis komoditas yang beraneka ragam dengan jumlah permintaan dan harga jual tinggi di pasaran, menjadikan budidaya ikan hias laut memiliki prospek usaha yang menjanjikan.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang luar biasa. Salah satunya adalah melimpahnya keanekaragaman hayati yang dimilikinya, tercatat 4.727 jenis spesies ikan yang telah teridentikasi di wilayah perairan Indonesia dan 1.230 merupakan species air tawar dan sisanya merupakan ikan payau dan laut.
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI yang memiliki tugas salah satunya memproduksi calon induk dan benih unggul baik ikan konsumsi maupun ikan hias laut.
“Budidaya ikan hias menjadi bidang yang strategis dan kegiatan ini kita akan dukung terus,” ungkap Slamet Soebjakto selaku Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Lebih lanjut Slamet menjelaskan bahwa budidaya ikan hias ini merupakan andalan ekspor dengan jumlah permintaan pasar yang cukup tinggi dan dengan tingginya permintaan maka bidang usaha budidaya ikan hias ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja.
“Produksi ikan hias hasil budidaya, tidak hanya untuk memenuhi kuota penjualan tetapi kita juga lakukan penebaran kembali di beberapa wilayah perairan, hal ini guna menjaga ketersediaan sumberdaya ikan di beberapa wilayah perairan yang menjadi habitat aslinya, ” demikian imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Nur Muflich Juniyanto selaku Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, “Ikan hias menjadi komoditas unggulan kita di balai, kita akan kembangkan dan coba untuk kuasai terus teknologinya,” ungkapnya.
Anto, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa kedepan diversifikasi komoditas budidaya menjadi hal prioritas yang diperhatikan. “Tidak hanya Clownfish dan Banggai Cardinal, kedepan budidaya Letter Six dan Angelfish akan kita coba kembangbiakan,” tandasnya.
Perkembangan budidaya ikan hias laut di BPBL Ambon telah menunjukan perkembangan yang cukup baik. Komoditas unggulan ikan hias saat ini yang dikembangkan di BPBL Ambon meliputi berbagai jenis varian Clownfish atau Ikan Badut.
Ikan Badut atau Nemo merupakan ikan dari genus Amphiprion, di alam bebas ikan ini bersimbosis dengan anemone. Ikan Clownfish memakan makanan sisa anemone, sementara anemone akan melindungi ikan Clownfish dari pemangsa.
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon mencoba untuk mengembangkan budidaya ikan Clownfish secara intensif.
Induk-induk ikan didomestikasi sehingga mampu beradaptasi pada lingkungan terkontrol. Dalam kondisi optimal, BPBL Ambon telah mampu memproduksi benih ikan Clownfish secara kontinyu, tercatat 45.000 larva ikan mampu dihasilkan setiap bulan dengan benih sebanyak 20.000 ekor setiap bulannya.
Hasil tersebut berasal dari 85 pasang induk produktif yang di pelihara. Sebagai pendukung, Divisi Produksi Ikan Hias BPBL Ambon telah menyiapkan 105 calon induk unggul ikan hias guna menjaga kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi benih ikan hias Clownfish.
Upaya persilangan dalam peningkatan produksi Clownfish telah menunjukan hasil yang cukup baik tercatat 25 jenis varian telah dihasilkan. “Kurang lebih ada 25 jenis varian yang sudah kita produksi sampai saat ini,” ungkap Heru Salamet selaku Koordinator Divisi Produksi Ikan Hias. 25 jenis varian itu adalah Black Photon, Frostbite, Platinum, Snowflake, Half Black, Onix, Picasso, Picasso Helmet, Extrem Snowflake, Lightning Maroon, Lightning Premium, Black Ice, Black Ocelaris, Misbar, Black Misbar, Balong Padang, Pellet Pink, Pellet Orange, Full Black, Midnight, Domino, Black Snowflake, Balong Biasa, Black Lightning dan Black Picasso.
Dalam usaha pengembangan budidaya ikan hias di masyarakat, BPBL Ambon pada tahun ini memberikan bantuan sarana prasarana budidaya ikan hias sistem RAS sebanyak 8 paket untuk beberapa kelompok pembudidaya di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.
“Berkat kerja keras dan ketekunan seluruh personil, saya memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai dalam menelurkan teknologi terapan budidaya seperti sistem RAS ini, kelebihan RAS yang aplikatif dan ekonomis serta bisa ditularkan ke masyarakat sehingga hal ini dirasa mampu berkembang,” ungkap Anto.
Salah satu pembudidaya penerima bantuan RAS tahun 2020, La Musu mengatakan bahwa kendala utama dalam budidaya adalah perubahan musim yang menyebabkan ombak besar di perairan karena selama ini kegiatan budidaya dilakukan di KJA. “Dengan adanya teknologi RAS skala rumah tangga maka kegiatan budidaya ikan hias bisa dilaksanakan setiap bulan tanpa khawatir ikan mengalami kematian akibat perubahan kondisi perairan,” jelasnya.
Peran serta BPBL Ambon dalam menunjang keberhasilan budidaya di tingkat pokdakan adalah melakukan pendampingan secara berkala. “Prinsip Balai bukan memberi contoh tapi harus menjadi real percontohan bagi pembudidaya, pendampingan intensif dilakukan secara berkala bisa seminggu atau dua minggu sekali. Tindakan pencegahan dalam mengantisipasi kematian masal benih ikan budidaya,” ungkap Heru.
Hal serupa diungkapkan oleh Anto, dimana peran BPBL Ambon dalam mendampingi secara teknis dan juga membantu dalam memfasilitasi kegiatan pemasaran, dengan menjadi penghubung antara pembudidaya dan pengusaha. Sistem kerjasama ini diharapkan menjadi solusi agar hasil produksi budidaya ikan hias di pembudidaya dapat terserap oleh pasar.
Dalam menjalankan usaha budidaya tidak terlepas dari resiko yang menghadang, “bekerja keras, berdoa dan menjadikan usaha budidaya ikan menjadi prioritas, diharapkan usaha budidaya akan berhasil,” ungkap La Musu.
Menurut La Musu, pendapatan dari hasil budidaya cukup menggiurkan kadang kadang bisa mencapai 20 juta per bulan. Sebagai gambaran usaha budidaya ikan sistem RAS dalam kondisi normal mampu menghasilkan laba usaha yang menggiurkan tergantung jenis varian yang dipelihara.
Dengan meningkatnya penghasilan usaha dari budidaya ikan hias ini, maka diharapkan kesejahteaan pembudidaya juga akan jauh lebih baik. (dm2)