Masohi – Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon pada tahun 2020 mendapatkan tugas untuk melaksanakan kegiatan prioritas dalam wujud pemberian Bantuan Sarana Prasarana Budidaya Ikan Sistem Bioflok di wilayah kerja.
Sebanyak 6 paket bantuan telah disalurkan kepada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Tahun 2020 ini, kegiatan Bantuan Sarana Prasarana Budidaya Ikan Sistem Bioflok dilaksanakan di 4 Kabupaten/Kota yaitu Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tengah.
Pada Minggu (20/12) secara simbolis telah dilakukan penyerahan bantuan kepada tiga Pokdakan di Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI, Bapak Ir. H. Abdullah Tuasikal, M.Si, Bupati Maluku Tengah yang diwakili oleh Asisten I Pembangunan dan Kesra Bapak Drs. W Istia, Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tengah Bapak Syamsul Maarib, S.Pi, MAP dan Kepala BPBL Ambon Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si.
Dalam sambutan Bupati Maluku Tengah yang disampaikan oleh Asisten I Pembangunan dan Kesra Bapak Drs. W Istia mengatakan bahwa permintaan ikan saat ini didominasi dari kegiatan penangkapan, jika tata kelola tidak sesuai maka sumberdaya ikan akan semakin menurun.
Budidaya ikan merupakan alternatif cara dalam mengatasi jumlah permintaan ikan yg semakin tinggi seiring dengan kenaikan jumlah konsumsi ikan oleh masyarakat. Budidaya ikan air tawar menjadi suatu pilihan dalam menunjang kenaikan produksi ikan serta mendukung pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan jiwa wirausaha.
Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBL Ambon), Nur Muflich Juniyanto atau akrab disapa Anto mengatakan, “Ini kegiatan baru bagi kami di Balai Ambon, tugas kami sekarang tidak hanya menangani budidaya laut saja tapi budidaya ikan air tawar dengan sistem bioflok,” ungkapnya di sela kegiatan.
Budidaya ikan dengan sistem bioflok merupakan salah satu metode budidaya melalui pemanfaatan aktivitas mikroba dalam pengelolaan kualitas media pemeliharaan dengan mengurangi residu pakan.
Pada tahun 2020 ini kegiatan prioritas BPBL Ambon terdiri dari beberapa kegiatan seperti bantuan benih, bantuan bibit rumput laut, bantuan kebun bibit rumput laut, bantuan sarana prasarana budidaya RAS ikan hias dan bantuan sarana prasarana budidaya ikan system bioflok. “Target kinerja pada tahun 2020, alhamdulilah telah tercapai,” ungkap Anto.
Budidaya ikan air tawar dengan sistem bioflok di Maluku Tengah merupakan langkah awal dalam upaya meningkatkan pemanfaatan potensi perikanan. Menurut Abdullah Tuasikal dalam sambutannya, sebagai upaya menjamin keberlanjutan dalam kegiatan budidaya ikan sangat dibutuhkan adanya ketersediaan benih ikan dan pakan.
Hal ini dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UPR dalam usaha pembenihan ikan, sehingga dapat menjamin produksi ikan tetap berjalan secara optimal.
Beberapa keunggulan dari metode budidaya ikan sistem bioflok ini yang pertama adalah padat tebar ikan yang tinggi dan naiknya produktivitas, dengan padat tebar berkisar 100 – 150 ekor/m3 maka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan padat tebar ikan pada pemeliharaan dalam kolam biasa.
Melalui pemanfaatan sistem aerasi dalam meningkatkan asupan oksigen di air dan juga pemanfaatan flok sebagai sumber pakan maka ikan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Kedua, system bioflok ini memiliki FCR (Food Convertion Ratio) yang relatif rendah. FCR sendiri merupakan perbandingan jumlah pakan dan jumlah bobot biomass ikan. Berdasarkan data kajian yang telah ada sebelumnya,FCR berkisar pada 1,03 yang dapat diartikan bahwa untuk memproduksi 1 kg ikan dibutuhkan 1,03 kg pakan.
Anto menjelaskan pada kegiatan bioflok kali ini komoditas yg dipilih adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Nila merupakan ikan herbivora yang memiliki keunggulan seperti mudah beradaptasi dengan lingkungan, memiliki pertumbuhan yang cepat serta punya kualitas daging yang enak. “Komoditas yang dipilih adalah ikan nila, ikan ini punya banyak keunggulan,” jelasnya.
Dalam upaya mendukung peningkatan produksi budidaya ikan yang berkelanjutan, BPBL Ambon akan melakukan pendampingan secara kontinyu kepada Pokdakan penerima bantuan. Adanya kontinyuitas pendampingan ini diharapkan kegiatan budidaya akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Hal lain yang penting dilakukan dan menjadi kunci keberhasilan setiap kegiatan prioritas adalah terjalinnya hubungan baik antara BPBL Ambon dengan dinas perikanan dan penyuluh perikanan sebagai mitra seiring. Melalui koordinasi yang terjalin baik diharapkan mampu memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat dalam upaya mewujudkan pembudidaya yang mandiri dan berdaya saing. (dm2)