Masohi – Sebanyak 11 Desa di Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mendeklarasikan perdamaian untuk mengakhiri berbagai macam konflik antardesa yang terjadi di pulau itu.
“Dengan ini kami kompak menyatakan sikap bahwa Pulau Haruku saat ini bebas dari konflik apapun,” ujar Raja Haruku Japy Ferdinandus dalam keterangan yang diterima di Ambon, Jumat (29/9/2023).
Deklarasi perdamaian tersebut diikuti oleh 11 raja di Pulau Haruku dan disaksikan langsung oleh Pejabat Bupati Maluku Tengah Rakib Sahubawa, Camat Pulau Haruku M Ali Latuconsina, serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di seluruh Maluku tengah.
“Deklarasi ini tidak hanya melibatkan para raja, para tokoh masyarakat dan tokoh agama juga ikut menjadi Saksi,” kata Japy.
Ia mengatakan dengan deklarasi perdamaian tersebut diharapkan desa di Haruku yang pernah berkonflik dapat bersatu dan membangun Maluku khususnya Pulau Haruku untuk menjadi lebih baik.
Sementara itu Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa mengatakan dengan deklarasi perdamaian tersebut, secara tidak langsung masyarakat Pulau Haruku ikut andil dalam membantu pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
“Salah satu hal yang lebih penting adalah bagaimana kita bersama-sama dapat menurunkan tingkat kemiskinan di kabupaten ini,” kata Rakib.
Ia pun meminta seluruh raja selaku pemimpin negeri/desa di Maluku tengah untuk proaktif menjaga kondisi keamanan dan perdamaian masyarakat (Kamtibmas) mencegah terjadinya bentrokan antarwarga.
“Seluruh raja harus berkoordinasi dengan bhabinkamtibmas dan babinsa di tiap negeri. Ini untuk memastikan kondisi keamanan tetap terjaga aman dan damai,” ujarnya.
Menurutnya, raja harus melakukan yang terbaik untuk setiap masyarakatnya. Selain memberikan pelayanan di desa, raja juga harus menjamin setiap keamanan di desa yang dipimpinnya.
“Setiap saat harus menjaga kondisi Kamtibmas. Jika ada masalah, segera dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk penyelesaiannya,” pungkasnya. (dm1)