![](https://detikmaluku.com/wp-content/uploads/2025/01/ca74fab1-bf31-4bab-8f94-9289cef7912c-750x422.jpeg)
Ambon – Untuk menjaga kualitas tanah, air, suhu udara serta distribusi pupuk secara terukur terhadap tanaman cabai dan bawang merah, kelompok tani di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah sudah mulai menggunakan sistim digital farming.
Sistim digital farming yang merupakan bantuan dari Bank Dunia melalui dana Corporate Social Responsibility itu digunakan untuk menjaga kualitas tanaman pangan seperti yang dilakukan kelompok tani di Telaga Kodok.
Pj Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa merasa bersyukur sistim pertanian di Maluku Tengah mulai menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Sahubawa saat berkunjung di Telaga Kodok, Leihitu Maluku Tengah mengatakan, sistim digital farming memungkinkan pengaturan air yang dikontrol secara digital berdasarkan data cuaca dan kebutuhan tanaman. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air mencegah pemborosan.
“Dan dengan ini dapat memanfaatkan data dan analisis untuk memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat, mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk secara berlebihan,” ujar Sahubawa, (20/01/2024).
Menurut Sahubawa, penggunaan digital farming untuk lahan pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola biaya produksi. “Penerapan digital farming di lahan pertanian dapat menekan biaya produksi,” ungkap Sahubawa.
“Serta meminimalisasi risiko gagal panen akibat perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tumbuhan. Sehingga, keuntungan yang diterima petani akan meningkat,” lanjutnya.
Dikatakan dengan pola digital dalam mengelola tanaman cabai dan bawang merah maka produksi akan meningkat.
“Dan Maluku Tengah diharapkan punya produk bawang merah dan cabai stabil. Dengan begitu harga bisa terjangkau. Kita juga bisa menjadi penyangga suplai produk ke kota Ambon,” tandasnya.
Sahubawa juga berkomimten agar sistim digital farming dapat diterapkan oleh seluruh kelompok tani di Maluku Tengah.
“Pemerintah akan komitmen agar para petani lainnya di Maluku Tengah dapat menerapkan sistim digital farming,” pungkas Sahubawa. (dm1)